![]() |
source : www.lcneill.com |
Faizal Fahmi Baelul
Apa
kesukaanku? Aku tidak begitu peduli. Menurutku banyak hal yang aku sukai. Dan
juga banya hal yang aku benci. Tapi apa kesukaanku? Ah sebenarnya biasa saja
dan tidak begitu penting maupun unik. Jika ditulis dalam bentuk paragraf,
mungkin hal-hal yang aku suka hanya akan terangkum dalam tiga hingga empat
paragraf pendek saja. Namun jika ditulis dalam bentuk fiksi mungkin bagi
penulis yang kreatif bisa menjadi bahan untuk satu buah novel. Tapi aku bukan
penulis itu.
Baiklah,
sepertinya aku harus menjelaskan kesukaanku juga pada akhirnya. Kesukaanku adalah mendengarkan
musik. Apa saja, yang penting musik itu bisa aku hirup, seperti udara. Aku juga
suka membaca di tempat sepia tau di café, sendirian tanpa seorang pun teman
kecuali MP3 player-ku. Aku suka menonton film juga, entah di bioskop pada jam-jam
tayang malam hari atau pun di kamar dengan earphone yang menempel di telinga
melalui laptop. Akupun menyukai membaca, mungkin sudah aku sebut tadi, tapi tak
penting. Yang jelas aku menyukai membaca di bawah pohon atau di taman atau
bahkan di bantaran sungai, itu lebih aku sukai daripada membaca di café yang
penuh dengan manusia-manusia berisik. Serta naik bus! Ya, aku suka naik bus,
karena aku bisa menemui banyak orang-orang yang sebelumnya tak pernah aku
temui. Aku pernah bertemu dan berbincang dengan mahasiswi kampus sebelah,
seorang petani yang ingin menjadi buruh di kota, banci dengan implant silikon
maha besar di dadanya, veteran perang dengan bekas luka tembak,dan masih banyak
lagi.
Tapi dari
sekian banyak hal-hal yang aku suka, aku tak begitu memperdulikannya. Memang
benar dari segala hal yang aku suka itu aku dapat menulis berjuta-juta cerita.
Tapi itu tidak lah penting lagi, karena yang benar-benar aku suka adalah,
sekarang aku sedang membicarakan hal-hal yang aku suka berdua denganmu saja.
Comments
Post a Comment