karya: Mahmoud Darwish
Pernah, dan langit
membentang biru. Merekalah kekasihku.
Apa yang berubah petang itu?
Di tikungan jalan mereka mengehentikan lori pekerja.
Mereka sangat tenang.
Mereka membuat kami berbalik ke timur. Mereka sangat tenang.
Pernah hatiku menjadi seekor burung biru, O sarang dari yang kucintai.
Sapu tangan pemberianmu berwarna putih. Putih, kasihku.
Apa yang menodai sapu tanganmu petang itu?
Aku sama sekali tidak paham, cintaku.
Di tikungan jalan mereka mengehentikan lori pekerja.
Mereka sangat tenang.
Mereka membuat kami berbalik ke timur. Mereka sangat tenang.
Dariku kau akan mendapatkan petang,
Kau adalah bayang dan kau adalah cahaya,
Cincin pernikahan dan semua yang kau inginkan,
Dan sebuah kebun penuh dengan zaitun serta pohon ara.
Dan sebagaimana tiap malam, aku akan datang padamu.
Dalam mimpi, aku akan masuk melalui jendela lalu menebar melati kepadamu.
Jangan salahkan aku jika aku sedikit terlambat:
Mereka menghentikanku!
Kebun zaitun selalu hijau.
Pernah seperti itu, kasihku.
Lima puluh korban.
Merubah matahari tenggelam menjadi
genangan merah, Lima puluh korban!
Sayang, jangan salahkan aku.
Mereka membunuhku! Mereka membunuhku!
Mereka membunuhku.
catatan:
- Puisi ini berjudul asli "Victim Number 18" yang ditulis oleh Mahmoud Darwish dalam bahasa Arab seperti kebanyakan puisi-puisinya.
- Mahmoud Darwish merupakan seorang penyair dan penulis kelahiran Palestina pada 13 Maret 1941. Menerima berbagai penghargaan dalam bidang kesusasteraan dan juga beberapa karyanya menjadi puisi nasional bagi negara Palestina. Dalam karya-karyanya, Mahmoud Darwish memetaforakan Palestina sebagai "the loss of Eden" semenjak Israel menjajah mereka.
Comments
Post a Comment